Minggu, 05 Juni 2011

Entrepreneurship

Entrepreneurship Menghasilkan Kemandirian

Entrepreneurship menjadi kunci keberhasilan sebuah bangsa, meski demikian kondisi bangsa Indonesia belum cukup memiliki entrepreneur yang memadai. Sekolah atau pendidikan formal seputar entrepreneurhip juga masih minim.Padahal dengan membangun jiwa kewirausahaan sejak dini, masyarakat bisa memberdayakan dirinya dan orang lain. Potensi kewirausahaan ini juga dimiliki para perempuan Indonesia untuk mengembangkan dirinya.

Berdasarkan perspektif inilah, pendiri PT Mustika Ratu, Mooryati Soedibyo, mengajak pemerintah, pihak swasta, maupun organisasi sosial untuk mengembangkan entrepreneurship di Indonesia.

“Entreprenuer adalah manusia yang mau mengembangkan kemampuan diri, potensi diri, mau mandiri tidak ketergantungan pada orang lain, memiliki harga diri, dan mampu membantu orang lain. Jiwa wirausaha seperti ini, kegigihan, dan kerja keras bisa dimiliki siapa saja. Siapa saja bisa mengembangkan entrepreneurship. Jadi semangatnya bukan jadilah pengusaha, tetapi jadilah sesuatu yang berguna dan mandiri,” papar Mooryati kepada Kompas Female di Jakarta, sekaligus menyampaikan pesannya sepulang menghadiri pertemuan tahunan World Entrepreneurship Forum di EMLYON Business School, kota Lyon, Perancis beberapa waktu lalu.

Menurut Mooryati, wirausaha bisa memberdayakan perempuan, terutama ibu rumah tangga. Karena prinsipnya, wirausaha bukan sekadar mencetak pengusaha, tetapi membangun watak dan perilaku yang gigih dan mandiri.

“Ibu rumah tangga, guru, menteri, pengusaha bisa menjadi entrepreneur. Ibu rumah tangga bisa membangun kemandirian dengan kekuatan yang ada. Menjalankan bisnis online dari rumah dengan memanfaatkan teknologi. Guru juga bisa menjadi entrepreneur dengan memanfaatkan fasilitas yang ada untuk mendukung pendidikan dan berguna bagi negara. Para profesor, doktor juga harus memiliki jiwa entrepreneurship karena jika tidak, mereka tak bisa mengajarkan kemandirian,” papar Mooryati.

Masalahnya, semangat dan jiwa entrepreneurship ini belum mewabah di berbagai kalangan. Dikatakan oleh Mooryati, setiap orang membutuhkan dukungan untuk membangun dirinya. Termasuk dalam menumbuhkan kewirausahaan dalam setiap profesi yang dijalaninya.

“Apapun bisa dilakukan untuk memberdayakan diri karena kuncinya ada pada diri sendiri, pada sumber daya manusianya,” lanjutnya.

Untuk mewujudkan pembangunan jiwa kewirausahaan ini, Mooryati bersama organisasi sosial yang digelutinya, Dewan Nasional Indonesia untuk Kesejahteraan Sosial (DNIKS), berencana mengadakan pelatihan entrepreneurship ke berbagai kalangan.
“Metode Training of Trainers (ToT) bisa menjadi cara untuk menyebarkan isu pemberdayaan dan pembangunan entrepreneurship ini. Dua hari mengadakan workshop atau ToT menjadi bentuk kegiatannya,” jelas Mooryati yang menjabat sebagai Wakil Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan DNIKS.

Melalu skema inilah, Mooryati yakin pendidikan kewirausahaan bisa dikembangkan di berbagai kalangan dan profesi.

Membangun Karakter Wirausaha

Kegigihan dan kemampuan melihat peluang -karakter yang mewakili kewirausahaan- perlu ditumbuhkan sejak dini. Terutama kepada remaja agar bersiap memasuki era berikutnya.

Kesempatan melanjutkan pendidikan tinggi tak dimiliki semua anak muda. Karenanya, semangat kewirausahaan perlu dibangun sejak bangku sekolah menengah, kata Charles M. Ham, MPH, Country Director Hope Foundation Indonesia.

“Membangun wirausaha tak hanya bicara seputar akses keuangan. Jiwa dan karakter kewirausahaan perlu dibangun lebih dini, meskipun nantinya penerapannya melalui berbagai cara selain menjadi pebisnis atau entrepreneur sosial misalnya,” jelas Charles kepada Kompas Female, usai peluncuran Citi Success Fund (CSF) 2010 bertema kewirausahaan dan kemandirian finansial di Jakarta Design Center Jakarta, Selasa (27/7/2010).

Karakter wirausaha

Memiliki kegigihan, siap menghadapi tantangan, jeli melihat keadaan dan peluang, kreatif, berpikir lebih terbuka dan tidak terkotak-kotakkan, atau berpikir out of the box, adalah sejumlah karakter wirausaha yang paling menonjol.

Siapapun bisa memiliki karakter wirausaha seperti ini, tambah Charles. Karenanya, kegiatan tahunan CSF yang diadakan Citi Indonesia melalui Citi Peka bersama Hope Foundation, menyasar guru untuk diajarkan kepada siswa SMA di sejumlah kota.
Charles menjelaskan, konsep program CSF dibangun 20 tahun lalu di Amerika dan diadaptasi di setiap negara. Di Indonesia, kegiatan yang fokus pada pendidikan ini menggandeng Hope sejak delapan tahun lalu. Tahun ini, pendidikan kewirausahan menjadi topik utamanya.

“Jiwa atau karakter kewirausahaan dibutuhkan karena dunia terus berkembang. Dalam menghadapi era globalisasi ke depan, anak muda perlu memiliki jiwa kewirausahaan seperti ini,” imbuhnya.

Menjadi Enterpreneur

Menjadi Enterpreneur atau berwirausaha? Siapa Takut..? Mengapa menjadi enterpreneur adalah salah satu jawaban menuju kesuksesan? Gelombang krisis ekonomi yang melanda dunia dan Indonesia diikuti dengan gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) secara besar-besaran. Hal tersebut telah menimbulkan keterpurukan ekonomi di berbagai negara termasuk juga Indonesia.

Dari sekian banyak pekerja yang terkena PHK tersebut memiliki latar belakang pendidikan yang cukup tinggi. Salah satu jalan untuk mengatasi krisis adalah menggerakkan roda ekonomi dengan berwirausaha. Jika sebagian dari korban PHK tersebut beralih menjadi enterpreneur tentu akan semakin cepat pulih dari kondisi keterpurukan ekonomi. Menjadi enterpreneur atau melakukan kegiatan wirausaha merupakan solusi kongkrit untuk mengatasi permasalahan krisis perekonomian. Sektor Wirausaha dan sektor Usaha Kecil Menengah merupakan bidang usaha yang terbukti tahan krisis.

Menurut McClelland, suatu negara akan bisa menjadi makmur jika memiliki jumlah enterpreneur atau pelaku wirausaha sebesar 2% dari jumlah penduduk. AS pada tahun 2007 sudah memiliki enterpreneur sebesar 11.5 %. Jadi untuk Indonesia semestinya memiliki enterpreneur paling tidak sekitar 4.4 juta agar menjadi negara makmur. Melihat fakta-fakta tersebut kata kuncinya adalah memperluas sektor wirausaha dan mengkondisikan masyarakat untuk melakukan kegiatan eonomi di sektor wirausaha atau Menjadi Enterpreneur. Salah satu kunci untuk membuka peluang wirausaha adalah harus berani memulai untuk berwirusaha.

Menjadi Enterpreneur apakah berani saja sudah cukup? Tentu saja hanya bermodal berani tidak akan cukup. Selain keberanian juga diperlukan kegigihan dalam berwirausaha, tidak mengenal putus asa dalam berusaha. Kegagalan merupakan sesuatu yang biasa dalam rangka belajar meningkatkan pemahaman kita tentang suatu usaha. Masa depan kita, baik tidaknya kita tergantung pada kita sendiri bukan orang lain. Maka jalan yang harus ditewmpuh adalah secara proaktif membuat diri kita menjadi baik.

Semua orang berhak dan bisa menjadi seorang enterpreneur yang sukses jika melakukan dan memenuhi syarat-syaratnya. Agar hak untuk menjadi sukses dalam berwiraswasta maka ada beberapa kiat-kiat yang harus dipenuhi sebelum menjadi enterpreneur yang sukses. Berikut Kiat-kiat menjadi enterpreneur yang sukses:

1. Memiliki Sikap Mental Positif
Salah satu kiat sukses dalam berwirausaha atau menjadi enterpreneur adalah sikap mental positif yang melekat pada diri seorang enterpreneur. Sikap mental adalah cara mengekspresikan atau mengkomunikasikan suasana hati kepasa orang lain. Jika sikap mental kita positif maka kita disebut sebagai orang yang memiliki sikap mental positif. Sebaliknya jika ekspresi kita kepada orang lain negatif, maka kits memiliki sikap mental negatif. Sikap mental positif merupakan sikap mutlak dan menonjol yang harus dimiliki seorang enterpreneur. Dunia wirausaha adalah dunia relasi sehingga sikap mental positif sangat mendukung kesuksesan berwirausaha.

2. Memiliki Mimpi dan berusaha mewujudkan.
Mimpi adalah dasar seseorang dalam menjalankan kegiatan wirausaha. Seorang enterpreneur memulai kegiatan berwirausaha dari mimpi-mimpi dan harapan yang tinggi. Dalam bahasa manajemen mimpi disebut visi.

Mimpi merupakan sesuatu yang seakan-akan tidak mungkin dicapai. Mimpi akan sesuatu yang bersifat ideal tetapi juga memiliki kemauan untuk mewujudkan menjadi dasar kesuksesan seorang enterpreneur. Meski memiliki mimpi yang tinggi, seorang enterpreneur tidak lupa melakukan tindakan nyata, tidak sekedar berangan-angan. Mimpi dan rencana besar saja tidak cukup bagi seorang enterpreneur, tetapi mimpi yang diikuti dengan tindakan nyata.

3. Strategi Sukses
Banyak orang sukses di sekitar kita dan banyak teori serta rahasia agar orang menjadi sukses. Enterpreneur selalu belajar dari kesuksesan dan kegagalan orang lain. Berwirausaha tidak mengenal berhenti belajar, kegagalan orang lain dijadikan masukan bagi enterpreneur agar tidak terulang pada dirinya. Kesuksesan orang lain bisa dkembangkan menjadi kesuksesan bagi dirinya. Strategi untuk mengembangkan bisnis bisa berangkat dari adopsi dan perubahan strategi sukses bisis orang lain.

4. Menerima Kegagalan
Tidak ada orang sukses yang tidak gagal sebelumnya. Waktu seorang anak kecil belajar naik sepeda, berapa kali dia terjatuh sebelum akhirnya dia bisa naik sepeda. Tapi setiap kali dia terjatuh pernahkan dia menganggap bahwa ia telah gagal? Jawabannya tentu tidak!

Tidak pernah ada dalam kamus anak belajar naik sepeda “Konsep Kegagalan”, yang dilakukan adalah terus mencoba dan belajar. Demikian juga dengan suatu usaha menjadi enterpreneur, kegagalan bukan menyurutkan semangat tetapi justru menjadi pemicu untuk menjadi lebih baik. Jadi terimalah kegagalan, tapi jangan membuat berputus asa.

5.Doa
Tidak ada yang memiliki kuasa yang lebih tinggi kecuali kuasa dari Tuhan. Jika Tukan menghendaki kita berhasil maka, kita akan berhasil. tetapi kita dianjurkan untuk meminta keberhasilan itu, dan janji Tuhan akan mengabulkan permohonan hambanya.


Seberapa Jauh Anda Siap Berwirausaha

Dalam memulai berwirausaha banyak orang mengatakan modal nekat dan segera bertindak. Hal tersebut ada benarnya, banyak orang berhasil dengan modal itu namun banyak pula yang tidak kunjung menemui keberhasilan. Meski secara kasat mata sama, namun berbeda orang memiliki kesiapan yang berbeda dalam memulai kegiatan wirausaha. Dan ini yang perlu dipersiapkan dan dipertanyakan pada diri kita masing-masing. Dengan begitu resiko kegagalan bisa diminimalkan dan dipersiapkan antisipasi sebelumnya.

Jiwa dan semangat wirausaha dipercaya merupakan kunci utama membangun kesejahteraan dan kemakmuran seseorang. Semangat wirausaha atau enterpreneurship tidak hanya berlaku bagi lingkungan bisnis semata tetapi juga bidang kehidupan yang lain. Misalnya saja dalam bidang Pemerintahan, Goverment enterpreneur mengelola dan memimpin sebuah lembaga pemerintahan dengan jiwa dan kecakapan seorang enterpreneur untuk kesejahteraan rakyatnya.

Social enterpreneur, merupakan orang yang mengorganisasi aktifitas sosial dengan jiwa dan keterampilan enterpreneur dan juga Academic enterpreneur. Semangat dan jiwa enterpreneur juga bisa dimiliki oleh karyawan sebuah perusahaan, meski ia orang gajian tetapi jiwa dan pola berfikirnya adalah seorang enterpreneur. Model terakhir sering diistilahkan dengan Intrapreneur.

Apapun profesi dan peran anda tidak tertutup kemungkinan untuk menjadi dan berlaku sebagai seorang pelaku wirausaha. Hal yang berbeda antara seorang pengusaha dengan seorang enterpreneur/wirausaha. Pengusaha belum tentu seorang enterpreneur. Bagi anda yang bersiap merintis usaha sendiri dan memasuki dunia wirausaha tentu ada beberapa persiapan non material yang perlu dipertanyakan pada diri anda sendiri. Hal ini penting karena jalan berwirausaha adalah jalan berliku dan mendaki, namun puncak kebahagiaan menanti.

Untuk mengukur seberapa jauh anda siap menjadi seorang enterpreneur jawablah tujuh pertanyaan dari Pak Ciputra yang disebut dengan IR CIPUTRA’S 7 QUESTION FOR NEW ENTERPRENEUR. Pertanyaan tersebut merupakan pengalaman empiris Pak Ci selama berpuluh-puluh tahun menapaki kehidupan berwirausaha.

1. Apakah Anda sangat berhasrat untuk menjadi seorang enterpreneur?
Keinginan besar menjadi modal utama dalam berwirausaha, iseng-iseng tidak cukup kuat untuk menghadapi tantangan berwirausaha yang sangat berat. Dalam berwirausaha Anda harus siap dan berani bekerja dengan waktu yang lebih panjang, mencoba hal baru,tetap berusaha meski gagal dan ditolak serta mau belajar dari kegagalan.

2.Apakah Anda melihat sebuah kesempatan besar melayani pasar secara kreatif?
Kesuksesan orang lain tidak bisa dicopikan kepada diri anda. Peluang usaha bisa datang kepada diri anda jika anda bisa lebih kreatif melihat dan menghadirkan peluang tersebut. Semakin anda memiliki kreativitas yang besar semkin banyak peluang usaha diciptakan. Iniklah pentingnya anda selalu mengasah kreatifitas.

3.Apakah anda telah menciptakan sebuah produk inovatif yang ketika anda tawarkan maka prospek anda tidak mampu mengatakan tidak?
Sebuah produk inovatif memberikan nilai tambah yang maksimum sehingga konsumen tidak bisa mengatakan tidak ketika anda tawarkan.

4.Apakah anda memiliki kapasitas untuk memenangkan persaingan secara efektif?
Kunci dalam memenagkan persaingan adalah masuk kepada sebuah pasar dengan memperhitungkan apa yang dilakukan pesaing. Pastikan bahwa pelanggan memilih Anda dan ini bisa terjadi jika anda lebih baik dan berbeda.

5.Apakah anda tahu bagaimana caranya menghasilkan produk atau jasa yang ingin anda pasarkan dengan cara yang paling efisien?

6. Apakah anda tahu bagaimana caranya mendanai keseluruhan usaha baru anda dengan biaya termurah serta resiko terendah sementara hasil terbaik tetap dapat anda dapatkan?

Mendapatkan dana atau modal bagi usaha baru anda bisa datang dari banyak kemungkinan tergantung pada kondisi dan beberapa hal lainnya. Misalnya saja pinjam modal usaha dari Bank, pinjam modal usaha dari teman, saudara dan lain sebagainya. Selain itu anda bisa mengajak orang lain untuk menanam saham atau memberikan tawaran kerjasama bisnis dengan orang lain.Pilihlah hal yang paling baik bagi anda.

7. Apakah Anda siap menghadapi tuntutan kerja keras, resiko gagal dan rugi?
Setiap rencana dan usaha yang kita lakukan selalu ada kekurangan, bersiaplah menghadapi kegagalan. Lakukan penyesuaian-penyesuaian dan kalkulasi yang matang.
Jawaban dari pertanyaan di atas merupakan kondisi anda dalam bersiap menjadi seorang wirausahawan, jika belum siap, perbaiki diri dan bersiap menyongsong kehidupan sejahtera melalui wirausaha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar