Minggu, 15 Mei 2011

Mura” dan “Muri”: Aktivitas yang Berpotensi Menimbulkan “Muda”

MUDA : Aktivitas non-value added yang perlu dieliminasi”. muda dapat diterjemahkan sebagai “pemborosan”,

MURA dalam Bahasa Jepang berarti “tidak teratur” atau “tidak merata”.

MURI dalam Bahasa Jepang berarti “pembebanan berlebih”, baik terhadap pekerja atau peralatan yang dipergunakan.


Muda : Aktivitas non-value added yang perlu dieliminasi”. Kalau kata muda dapat diterjemahkan sebagai “pemborosan”, maka istilah mura dalam Bahasa Jepang berarti “tidak teratur” atau “tidak merata”. Apanya yang tidak teratur?…….ya, mencakup beban kerja serta proses kerja di lini produksi. Sesuatu yang tidak teratur memang sering menjadi mubajir, dan ujung-unjungnya masuk kategori aktivitas non-value added.

Mengerjakan sesuatu yang sesungguhnya tidak mempunyai nilai tambah bagi produk berupa barang atau jasa yang dihasilkan sebagai output suatu perusahaan atau unit bisnis, harus diminimalisasi atau bahkan dihilangkan agar dapat tetap bertahan dan eksis di era persaingan ketat bisnis seperti sekarang ini.Penggagas konsep ini rupanya sangat memahami bahwa pekerjaan yang dilakukan secara tidak teratur dari sisi beban kerja dan proses kerja, merupakan suatu aktivitas yang perlu dikurangi bahkan dieliminasi/dihilangkan karena sangat berpotensi menambah ongkos/biaya kerja.
Beban pekerjaan (manual dan mesin) yang sering berubah dan tidak merata sangat berpotensi untuk terjadinya pemborosan bahan baku (material), perlengkapan, manpower serta sumber daya lainnya.

Pencapaian hasil kerja yang sangat bervariasi dapat menjadi penghambat terciptanya kondisi Just in Time-JIT. Output yang tidak stabil; terkadang melampaui standar kapasitas, pada kesempatan lain di bawah kapasitas yang telah ditetapkan, merupakan masalah yang perlu dibenahi. Kondisi ideal adalah ketika hasil kerja (output) dijaga tetap sesuai dengan standar.

Sedangkan kata muri dalam Bahasa Jepang berarti “pembebanan berlebih”, baik terhadap pekerja atau peralatan yang dipergunakan. Ini merupakan perkara klasik yang entah kenapa, dalam prakteknya paling sering diabaikan.

Betapa tidak, sudah jelas tertulis pada Forklif A bahwa kapasitas maksimum yang bisa diangkat adalah 1 ton. Namun sering dioperasikan dengan pembebanan berlebih; 1,5 ton atau bahkan lebih. Ketika terjadi kecelakaan kerja baru sadar kalau selama ini telah dioperasikan tidak sesuai standar atau menyimpang.

Forklif A akan rusak sebelum waktunya, bahkan dapat merusak part atau produk yang dibawa atau bahkan mencelakakan orang/pekerja. Sangat berbahaya bukan?….pakailah mesin dan peralatan lainnya bahkan pekerja sesuai standar batas yang ditetapkan. Jangan berlebih!.

Pekerja atau operator yang baru masuk tentu tidak bisa langsung ”dibebani” pekerjaaan yang sama dengan kemampuan pekerja lain yang telah berpengalaman. Dia akan sangat kewalahan, bingung atau bahkan rawan celaka apabila diberikan tanggung jawab atau beban ”melebihi batas kemampuannya”.

Ketika mura dan muri tidak dapat diantisipasi atau terjadi di lini produksi, maka bersiap-siaplah…….maka muda akan terjadi.

Ada pun muda atau beragam bentuk pemborosan yang mungkin terjadi adalah seperti ditulis dalam postingan sebelumnya yaitu:
1. Produksi berlebih (over production). Membuat part/produk yang berlebih atau tidak dibutuhkan.
2. Waktu menunggu (waiting). Umumnya terjadi karena belum rata-nya line balancing di lini produksi. Ada bagian/orang yang sangat sibuk dan kelelahan, di sisi lainnya terdapat bagian/orang yang sangat santai tanpa ada sesuatu yang dilakukan.
3. Pengangkutan (transporation). Suatu kondisi perpindahan/pengangkutan barang atau informasi yang kurang efektif. Tujuan yang sama tetapi dipakai beberapa kendaraan, padahal dari segi kecukupan muatan dan rute yang ditempuh masih memenuhi syarat dan mampu dibawa oleh satu armada/kendaraan.
4. Proses (process) berlebih. Melakukan suatu proses yang pada akhirnya sesungguhnya tidak dibutuhkan atau diganti dengan spesifikasi yang lain.
5. Persediaan/stok (inventory).
6. Gerakan yang tidak perlu. Segenap pergerakan pekerja yang tidak memiliki nilai tambah. Bergerak tetapi sesungguhnya gerakan tersebut tidak menambah nilai (value) bagi customer. Mangambil scrap, part yang jatuh ke body mesin atau ke lantai, membuka tali pengikat material, membuka dan menempatkan kardus sebagai tempat finish good adalah beberapa di antaranya.
7. Barang cacat (defect). Segala output yang di luar spesifikasi dan perlu pengerjaan ulang (rework).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar