Sabtu, 28 Mei 2011

Profil Kabupaten Pasaman Barat




Sejarah

Kabupaten Pasaman Barat merupakan kabupaten termuda di Provinsi Sumatera Barat bersama-sama dengan Kabupaten Solok Selatan, dan Dharmasraya. Kabupaten Pasaman Barat dimekarkan dari Kabupaten Pasaman berdasarkan Undang-undang No. 38 tanggal 18 Desember Tahun 2003. Legalitas formal (peresmian) berdirinya Kabupaten Pasaman Barat dilakukan pada tanggal 7 Januari 2004 di Jakarta oleh Menteri Dalam Negeri bersama 24 Kabupaten lainnya di Indonesia, sehingga tanggal 7 Januari tersebut ditetapkan sebagai hari ulang tahun berdirinya Kabupaten Pasaman Barat.

Batas Wilayah

Kabupaten Pasaman Barat secara geografis terletak antara koordinat 00°33” LU sampai dengan 00°11” LS dan 99°10” BT sampai dengan 100°04” BT dengan batas wilayah sebagai berikut:
Sebelah Utara : Kabupaten Mandailing Natal dan Provinsi Sumatera Utara
Sebelah Selatan : Kabupaten Agam dan Kabupaten Pasaman
Sebelah Timur : Kabupaten Pasaman
Sebelah Barat : Lautan Samudra Indonesia
Kabupaten Pasaman Barat memiliki daratan seluas 3.887,77 Km², sedangkan luas laut sesuai dengan batas administrasi laut seluas 4 Mil dari darat yaitu seluas 1126,016 Km² (ZEE kabupaten) dan pada batas administrasi laut provinsi seluas 12 Mil dari darat yaitu seluas 3378,048 Km² (ZEE provinsi yang juga dimanfaatkan Kabupaten untuk untuk usaha ekonomi).

Penduduk Kabupaten Pasaman Barat
Laju pertumbuhan penduduk Kab. Pasaman Barat selama periode 5 tahun sejak tahun 2005 sampai tahun 2008 rata-rata sebesar 2,72 % pertahun. Pada tahun 2008 jumlah rumah tangga di kabupaten Pasaman Barat sebanyak 78.499 rumahtangga. Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk didapat rata-rata penduduk per rumahtangga pada tahun 2008 di Kabupaten Pasaman Barat sebanyak 4 jiwa/rumahtangga

Geografis
Secara Geografis Kabupaten Pasaman Barat terbentuk dari bentuklahan struktural, vulkanik, fluvial, marin, dan lain-lainnya, sehingga kemiringan lerengnya menjadi bervariasi. Sebagian besar bentukan lahannya berbentuk dataran sampai bergelombang dan sisanya berbentuk perbukitan dan pegunungan. Dengan kondisi geomorfoligis tersebut menyebabkan topografi wilayahnya juga bervariasi yaitu mulai dari 0 sampai 2.912 meter dpl. Disamping itu, Kabupaten Pasaman Barat juga memiliki pulau-pulau yang juga berpotensi untuk dikembangkan. Sedangkan bentukan lahan perbukitan dan pergunungan hampir sebagian besar terdapat pada bagian timur wilayah.

Potensi Ekonomi Kabupaten Pasaman Barat


Kontribusi perekonomian Kabupaten Pasaman Barat berasal dari sektor pertaninan, setiap tahun kontribusi sektor pertaninan selalu mengungguli sektor lainnya. Penghasilan terbesar dari sektor pertanian berasal dari sub sektor tanaman pangan, dan sub sektor perkebunan dan komoditi unggulan kelapa sawit.

Kabupaten Pasaman Barat dulunya adalah kawasan andalan kabupaten induk yaitu Kabupaten Pasaman yang merupakan sentra kelapa sawit.

Penghasil utama komoditas bahan baku minyak goreng itu adalah
kecamatan-kecamatan yang kini bergabung dengan Pasaman Barat. Sebut saja
Kecamatan Pasaman, lokasi ibu kota berada, dan Kecamatan Lembah Melintang.
Luas areal perkebunan kelapa sawit seluruhnya kurang lebih 102.000 hektar,
sekitar 77.000 hektar termasuk perkebunan inti dan plasma, sementara sisanya
adalah perkebunan rakyat.

Dari 102.000 hektar kebun sawit di Pasaman Barat, 62 persennya berada di
Kecamatan Pasaman, selebihnya ada di seluruh kecamatan dengan beberapa di
antaranya yang cukup luas berada di Kecamatan Lembah Melintang, Kinali, dan
Sungai Beremas.

Produksi kelapa sawit yang bisa dipanen hingga sebulan dua kali itu diolah
menjadi minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) oleh pabrik pengolahan
kelapa sawit. Di Kabupaten Pasaman Barat terdapat 13 pabrik kelapa sawit,
namun hanya lima di antaranya yang aktif dengan kapasitas produksi
masing-masing pabrik 40 hingga 80 ton CPO per jam.

Produksi tandan buah segar kelapa sawit tahun 2002 sebanyak 854.000 ton
lebih. Setelah diolah setengah jadi menjadi CPO, hasilnya dibawa ke Padang
untuk diolah menjadi minyak goreng, sebagian dari itu juga diekspor ke
Malaysia.

Pengangkutan CPO dan sumber daya alam Pasaman Barat lainnya secara massal
melalui Pelabuhan alam Air Bangis di Kecamatan Sungai Beremas. Pelabuhan
kecil itu menjadi satu-satunya pelabuhan andalan angkutan perairan wilayah
ini.

Air Bangis yang belum bisa disinggahi kapal besar menyediakan angkutan
penumpang dan barang yang menuju Pelabuhan Teluk Bayur di Padang dan
daerah-daerah sekitar. Untuk ke depan, kabupaten yang memiliki perairan
sepanjang kurang lebih 142 kilometer ini berencana mengembangkan Pelabuhan
Air Bangis menjadi pelabuhan samudra yang bisa disinggahi kapal-kapal besar.

Selain transportasi air yang dilayani Pelabuhan Air Bangis, Pasaman Barat
juga memiliki terminal angkutan darat. Dua jenis angkutan yang tersedia
adalah angkutan pedesaan yang menggunakan mobil minibus dan
antarkota/antarkabupaten dengan memakai bus-bus berukuran sedang.
Selain itu masih ada trayek antarprovinsi, yaitu bus menuju Kota Medan,
Sumatera Utara, yang dilayani di terminal bus Ujung Gading, Kecamatan Koto
Balingka. Meski sudah memiliki angkutan dalam kota, sayangnya tidak semua
pelosok daerah dijangkau. Untuk itu tersedia ojek yang melayani penumpang
hingga ke daerah-daerah pinggiran Pasaman Barat.
Meski transportasi di Pasaman Barat sendiri masih terbatas, wilayah ini
sesungguhnya daerah yang ramai dilalui kendaraan dari wilayah-wilayah lain.
Kabupaten ini masuk jalur pesisir barat Sumatera.

Letaknya yang di perbatasan Sumatera Barat dan Sumatera Utara membuat
kabupaten ini memiliki arus transportasi yang cukup ramai setiap hari.
Truk-truk bermuatan komoditas pertanian dan perkebunan dari Padang atau
Sumatera bagian selatan menuju Sumatera Utara atau sebaliknya, setiap hari
melintas di jalan-jalan utama Pasaman Barat sejak pagi hingga larut malam
hari.

Sebagai daerah perlintasan, tak heran jika setiap malam selalu terlihat
puluhan truk parkir di halaman satu-satunya penginapan terbaik di sini.
Sopir-sopir truk tersebut umumnya berasal dari wilayah di luar Sumatera
Barat, bahkan dari Jakarta, yang singgah untuk beristirahat sebelum
melanjutkan perjalanan kembali esok harinya.
Peluang menjadi daerah transit sepertinya kurang dilirik Pasaman Barat.
Sarana dan prasarana yang hendak dilengkapi lebih bertujuan untuk
mengembangkan sektor primer. Selain produsen kelapa sawit, tanah Pasaman
Barat juga sangat cocok ditanami beragam tanaman pangan dan perkebunan lain.

Produk jagung pipilan wilayah ini dimanfaatkan sebagai pakan ternak oleh
peternak di Sumatera Barat, juga Riau dan Jambi. Tanaman jagung yang ditanam
di areal seluas kurang lebih 10.000 hektar, per hektarnya bisa menghasilkan
6-7 ton jagung pipilan.
Tanaman pangan lain yang juga menjadi unggulan daerah ini adalah cabe dan
buah jeruk. Jeruk Pasaman yang banyak ditanam di Kecamatan Pasaman, Koto
Balingka, Ranah Bantahan, dan Sungai Beremas bahkan merajai pasaran buah
jeruk di Sumatera Barat.


Dibidang perikanan kontribusi terbesar berasal dari sub sektor perikanan laut. Sedangkan sub sektor perikanan darat belum begitu tergarap. Bila dibandingkan dengan sektor lain terutama sub sektor perkebunan, sektor perikanan sedikit tertinggal padahal potensi yang ada cukup besar untuk mengangkat perekonomian Pasaman Barat. Dukungan jalan darat di Pasaman Barat terdiri dari jalan aspal sepanjang 284,50 km dan jalan kerikil sepanjang 79,2 km. Jarak ibu Kota Kabupaten yaitu Simpang Empat dengan ibukota provinsi (Padang) hanya berjarak 175 km.

Kabupaten Pasaman Barat merupakan daerah yang kaya akan potensi sumber daya mineral. Beberapa sumbera daya mineral yang diperkirakan ada dikabupaten ini adalah batubara, timah hitam, emas, granit, pasir besi, kaolin, batu gamping dan bijih besi.
Peluang investasi dibidang perkebunan diarahakan pada perkebunan karet dan kakao. Hal ini disebabkan karena Kabupaten Pasaman Barat sudah banyak investor yang menanamkan modalnya di sektor kelapa sawit. Padahal untuk komoditi karet dan kakao, tanah di kabupaten ini sangat cocok. Daerah yang cocok untuk lokasi perkebunan karet dan kakao adalah Kecamatan Gunung Tuleh, Kecamatan Ranah Batahan dan Kecamatan Talamu. Berdasarkan potensi wisata bahari yang ada, rata-rata kawasan wisata bahari di kabupaten ini belum memiliki fasilitas penunjang pariwisata, atau dengan kata lain industri pariwisata (bahari) di Kabupaten Pasaman Barat belum berkembang. Beberapa peluang investasi yang dapat dilakukan untuk wisata bahari adalah Pembangunan Objek Wisata Pantai, Pulau dan Laut di Air Bangis , Sasak dan Muara Bingung.

Pasaman Barat juga memiliki potensi investasi di sektor industri. Hal ini mengingat ketersediaan bahan baku yang cukup melimpah.Beberapa industri yang dapat dikembangkan adalah industri pengolahan minyak kelapa, industri pengolahan kakao, dan industri pengolahan jagung.
Potensi lain yang ada di kabupaten ini adalah potensi perikanan. Peluang investasi yang ada seperti pengambangan budidaya keramba jaring apung, pengembangan budidaya tambak, peningkatan pengembangan perikanan tangkap lepas pantai, pengembangan budidaya air tawar dan pengembangan industri pengolahan ikan.



KABUPATEN PASAMAN BARAT TERDIRI DARI 11 KECAMATAN, 19 NAGARI, DAN 202 KAMPUNG

Berikut ini rinciannya :

I. KECAMATAN SUNGAI BEREMAS
(1) NAGARI AIA BANGIH (AIR BANGIS)
Kampung/Jorong
1. Pasar Batu
2. Pasar Suak
3. Pasar Baru Barat
4. Pasar Baru Timur
5. Pasar Okan
6. Bungo Tanjung
7. Kampung Padang
8. Silawai Tengah
9. Silawei Timur
10. Pigogah Patibubur
11. Pulau Panjang
12. Ranah Panatian

Jumlah Penduduk :
- Perempuan : 9.498 jiwa
- Laki-laki : 10.378 jiwa -
Total : 10.876 jiwa
Luas Wilayah : 183,47 km2

II. KECAMATAN LEMBAH MELINTANG
(2) NAGARI UJUNG GADING
Kampung/Jorong
1. Saroha
2. Taluk Ambun
3. Kuamang
4. Tampus
5. Koto Pinang
6. Ranah Salido
7. Lubuak Alai
8. Koto Sawah
9. Irian
10. Brastagi
11. Situak Barat
12. Tanjuang Damai
13. Situak
14. Lombok
15. Pasar Lama
16. Batang Gunuang

Jumlah Penduduk :
- Perempuan : 18.964 jiwa
- Laki-laki : 18.546 jiwa
- Total : 37.510 jiwa
Luas Wilayah : 212,21 km2

III. KECAMATAN PASAMAN
(3) NAGARI LINGKUANG AUA
Kampung/Jorong
1. Jambak
2. Bandarjo
3. Pondok Hijau
4. Rimbo Binuang
5. Kampung Cubadak
6. Rimbo Janduang
7. Simpang IV
8. Katimaha
9. Batang Biyu
10. Pasaman Baru
11. Tanjung Pangkal

Jumlah Penduduk :
- Perempuan : 12.263 jiwa
- Laki-laki : 12.766 jiwa
- Total : 25.029 jiwa
Luas Wilayah : 213,45 km2

(4) NAGARI AIA GADANG
Kampung/Jorong
1. Batang Linkin
2. Tongar
3. Batang Umpai
4. Durian Hutan
5. Pasia Bintungan
6. Labuah Lurus

Jumlah Penduduk :
- Perempuan : 5.040 jiwa
- Laki-laki : 4.999 jiwa
- Total : 10.039 jiwa
Luas Wilayah : 175,62 km2

(5) NAGARI AUA KUNIANG (AUR KUNING)
Kampung/Jorong
1. Pinaga
2. Padang Tujuah
3. Sukamenanti
4. Lubuak Landua
5. Lembah Benuang

Jumlah Penduduk :
- Perempuan : 8.192 jiwa
- Laki-laki : 8.394 jiwa
- Total : 16.586 jiwa
Luas Wilayah : 133,45 km2

IV. KECAMATAN TALAMAU
(6) NAGARI KAJAI
Kampung/Jorong
1. Mudik Simpang
2. Timbo Abu
3. Limpato
4. Kampung Alang
5. Lubuk Sarik
6. Pasar Lama
7. Rimbo Batu
8. Tanjung Beruang

Jumalah Penduduk :
- Perempaun : 5.150 jiwa
- Laki-laki : 5.142 jiwa
- Total : 10.292 jiwa
Luas Wilayah : 130,28 km2

(7) NAGARI TALU
Kampung/Jorong
1. Merdeka
2. Tabek Sirah
3. Sungai Jernih
4. Patomuan
5. Perhimpunan

Jumlah Penduduk :
- Perempuan : 3.726 jiwa
- Laki-laki : 3.671 jiwa
- Total : 7.397 jiwa
Luas Wilayah : 116,05 km2

(8) NAGARI SINURUIK
Kampung/Jorong
1. Paraman
2. Kemajuan
3. Benteng
4. Sianok Pasar Baru
5. Kemakmuran
6. Harapan
7. Tombang

Jumlah Penduduk :
- Perempuan : 3.627 jiwa
- Laki-laki : 3.467 jiwa
- Total : 7.094 jiwa
Luas Wilayah : 132,24 km2

V. KECAMATAN KINALI
(9) NAGARI KINALI
Kampung/Jorong
1. Sido Muliya
2. IV Koto
3. Wonosari
4. Sumber Agung
5. Langgam
6. VI Koto Utara
7. VI Koto Selatan
8. Bangun Rejo
9. Alamanda
10. Sidodadi
11. Koto Gadang Jaya

Jumlah Penduduk :
- Perempuan : 23.238 jiwa
- Laki-laki : 24.358 jiwa
- Total : 47.596 jiwa
Luas Wilayah : 365,57 km2

(10) NAGARI KATIAGAN
Kampung/Jorong
1. Mandiangin
2. Katiangin

Jumlah Penduduk :
- Perempuan 1.809 jiwa
- Laki-laki : 1.988 jiwa
- Total : 3.797 jiwa
Luas Wilayah : 117,12 km2

VI. KECAMATAN GUNUNG TULEH
(11) NAGARI MUARO KIAWAI
Kampung/Jorong
1. Kartini
2. Sudirman
3. Kamp. Alam
4. Simpang Tigo Alin

(12) NAGARI RABI JONGGOR
Kampung/Jorong
1. Sitabu
2. Rabi Jonggor
3. Hutatonga
4. Bandar
5. Paraman Ampalu
6. Tanjung Durian
7. Sungai Aur I
8. Sungai Aur II
9. Talang Kuning
10. Gou
11. Siligawan Gadang
12. Sungai Magelang
13. Aie Dingin
14. Kampung Pinang
15. Siligawan Kecil
16. Bulu Laga

VII. KECAMATAN RANAH BATAHAN
(13) NAGARI BATAHAN
Kampung/Jorong
1. Silayang
2. Simp. Tolang
3. Siduampan
4. Kamp. Mesjid
5. Air Talang
6. Muaro Ai Talang
7. Taming Julu
8. Pintu Padang
9.
(14) NAGARI DESA BARU

VIII. KECAMATAN SASAK RANAH PASISIE
(15) NAGARI SASAK
1. Sasak
2. Padang Harapan
3. Maligi

IX. KECAMATAN SUNGAI AUR
(16) NAGARI SUNGAI AUA
1. Sikilang
2. Tanah Periuk
3. Sakato Jaya
4. Karang Putiah
5. Koto Harapan
6. Sungai Aua
7. Tamunarang
8. Muara Tapus
9. Pematang Sontang
10. Simpang Gadang
11. Sarasah
12. Bukit Malintang
13. Upt Bukit Malintang

X. KECAMATAN KOTO BALINGKA
(17) NAGARI PARIT
1. Sikabau
2. Simpang Barunding
3. Koto Tuo
4. Parit
5. Pemukiman Baru
6. Tamiang Ampalu
7. Lubuk Gadang
8. Pematang Maninggir
9. Rura Patontang

XI. KECAMATAN LUHAK NAN DUO
(18) NAGARI KOTO BARU
1. Sarik
2. Maha Karya
3. Simpang Tigo
4. Puja Rahayu

(19) NAGARI KAPA
1. Kapar Selatan
2. Sungai Talang
3. Simpang Kapar
4. Kapar Utara

TOTAL JUMLAH PENDUDUK KAB. PASAMAN BARAT
- Perempuan : 153.910 jiwa
- Laki-laki : 161.582 jiwa
- Total : 315.462 jiwa
Luas Wilayah : 3.917,77 km2


SEBAGAI daerah otonom baru, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, sangat
optimistis menatap masa depan. Pasaman Barat berani "memisahkan" diri dari
kabupaten induk (Kabupaten Pasaman) karena memiliki banyak potensi yang
membanggakan. Potensi itu selama ini sudah banyak yang diusahakan, namun
masih banyak juga yang belum termanfaatkan secara optimal, padahal bernilai
ekonomi tinggi.

Kabupaten Pasaman Barat merupakan daerah potensial yang selama ini
potensinya belum termanfaatkan secara optimal. Karenanya, tugas dari
penjabat bupati adalah mempersiapkan aspek kelembagaan, peranti
administrasi, dan penciptaan iklim investasi yang kondusif.


Selama ini orang baru
mengenal Pasaman Barat sebagai "mutiara hijau", daerah perkebunan kelapa
sawit terluas di Sumbar, dengan luas areal yang telah diusahakan sekitar
120.000 hektar (ha). Peluang untuk membuka perkebunan baru pun masih ada.
Walau sebagian besar lahan sudah dimanfaatkan oleh masyarakat, masih ada
lahan produktif dan potensial untuk dibudidayakan seluas 143.043 ha, yang
terdiri dari rawa (11,3 persen), sawah bera/tidur (9,9 persen), kebun tidak
produktif (18,9 persen), tegalan bera/tidur (10,7 persen), ladang berpindah/
tidur (23,3 persen), dan sisanya lahan alang-alang.

Dengan pengembangan potensi yang sudah berjalan sampai
saat ini saja, penerimaan daerah seluas 4.248,40 kilometer persegi ini sudah
relatif besar, yaitu mencapai Rp 42,172 miliar. Karena itu tak perlu heran,
daerah berpenduduk 323.505 jiwa ini memiliki 67 lembaga keuangan; tujuh
perbankan dan 60 nonperbankan.
Pasaman Barat boleh dikata daerah yang relatif makmur dan tanah harapan.

Tak salah, pada zaman pemerintahan Hindia Belanda dulu, wilayah Pasaman Barat
menjadi bagian dari Afdeling Agam atau Onderafdeeling Ophir, yang berpusat
di Talu. Karena itu, perekonomian masyarakat di daerah ini cukup maju dan
berkembang. Salah satu indikasinya bisa kita lihat dari kepemilikan mobil
dan sepeda motor. Menurut data, terdapat 3.487 warga yang mempunyai
kendaraan roda empat dan 11.581 warga mempunyai kendaraan sepeda motor.
PEMERINTAH Kabupaten Pasaman Barat kini tengah gencar mencari investor.
Rupanya, sebanyak yang dihubungi, sebanyak itu pula yang tertarik.

Ada peluang dalam industri minyak kelapa sawit mentah
(crude palm oil/CPO) dengan membangun pabrik CPO. Lahan yang telah disiapkan
di Kecamatan Kinali dengan perkiraan investasi sekitar Rp 120 miliar.
Kemudian industri hilir CPO (industri minyak goreng) dengan perkiraan
investasi Rp 25 miliar sampai Rp 50 miliar, lokasinya di Kecamatan Pasaman
dan Kecamatan Kinali.

Di bidang perkebunan, ada peluang investasi dalam budidaya gambir, budidaya
kelapa sawit, kopi arabika, serta pisang arabika. Jeruk manis dan salak
ujung gading yang spesifik, yang selama ini sudah dikenal luas di Padang,
Pekanbaru, bahkan Jakarta, juga terbuka peluang mengusahakan dan
mengembangkannya di daerah ini.

Soal bahan tambang, Pasaman Barat juga kaya. Sejak zaman penjajahan Belanda,
di wilayah Pasaman Barat sudah diketahui ada potensi tambang emas.
Masyarakat secara tradisional membuktikan kenyataan itu dengan mendulang
emas di pinggir-pinggir kali ataupun di kaki-kaki bukit.

Menjadikan Pelabuhan Airbangis sebagai pelabuhan samudra itu sejalan dengan
daerah ini yang menggalakkan dan mendorong berkembangnya berbagai jenis
industri, yang produksinya bisa dikapalkan dari Airbangis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar